Showing posts with label #Ilmu/Tsaqofah. Show all posts
Showing posts with label #Ilmu/Tsaqofah. Show all posts

Wednesday, September 24, 2014

Dosa


"Sekiranya engkau melihat percikan peluh kami di medan perang, tentu engkau merasakan ibadah malammu hanya senda gurau semata-mata" 

Terkesima aku dengan kata-kata.

...........................................................................................

Berikut adalah surat Imam Abdullah ibnu Al Mubarak di medan jihad kepada Imam Al Fudhail bin ‘Iyadh yang sedang asyik beribadah di Haramain (Mekkah dan Madinah) :
“Wahai ahli ibadah di dua tanah Haram!
Seandainya kau melihat kami di medan Jihad,
niscaya kau akan tahu dibanding Jihad kami,
bahwa ibadahmu itu hanyalah permainan belaka.
Wahai orang yang membasahi pipinya dengan linangan air mata,
Kami membasahi leher dengan darah kami.
Kalian bermain-main dengan ibadah kalian,
Sementara ahli ibadah menawarkan ibadah kalian,
Mujahidin menawarkan darah dan jiwa mereka.
Aroma bagimu adalah wewangian yang semerbak,
Sementara wewangian kami adalah pasir dan debu,
Telah datang kepada kita sabda Nabi kita,
Para Syuhada tidaklah meninggal,
Perkataan yang jujur lagi benar dan tidak dusta.
Tidaklah sama debu-debu orang-orang yang berjuang di jalan Allah,
Dengan seribu orang, meskipun asap terus membumbung
Ini Kitabullah di antara kita,
Para Syuhada tidaklah mati – dan ini bukan dusta”
.....................................................................................................
Muhammad bin Ubrahim bin Abi As Sukainah berkata: Saya menemui Al Fudhail bin ‘Iyadh di Masjidil Haram dan dia bersama surat itu. Ketika dia membacanya, nampak kedua matanya berlinang, dan dia berkata: “Abu Abdirrahman (Abdullah bin Al Mubarak) telah benar dan dia telah menasihatiku.” Muhammad bin Ibrahim bertanya: “Apakah engkau termasuk yang menuliskan haditsnya?” Beliau menjawab: “Ya,” lalu dia bekata lagi: “Tulislah hadits ini, sebagai balasan untukmu yang membawakan surat Abu Abdirrahman untukku.”
Dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, apakah ada amal perbuatan yang sebanding dengan jihad fi sabilillah? Beliau menjawab: “Kalian tidak akan mampu.” Mereka bertanya hingga dua atau tiga kali, semuanya dijawab: “Kalian tidak akan mampu.” Begitu yang ketiga kalinya, beliau bersabda: “Perumpamaan mujahid di jalan Allah bagaikan seorang yang berpuasa, shalat malam, berdzikir membaca ayat Allah, tidak pernah henti dari puasa dan shalatnya itu sampai pulangnya si mujahid di jalan Allah Ta’ala.” (HR. Muslim)
...................................................................................................

Kadang-kadang ada perkara yang menyedihkan berlaku pada kita. Tapi bila difikirkan semula, mungkin kita kegagalan itu adalah tuaian kita sendiri. Kafarah dosa yang kecil mahupun besar.



Jangan kita salahkan mereka. Mungkin kerana kita yang berdosa, lalu Allah uji kita untuk kembali dekat kepadaNya.

Untuk 'adik-adikku', ikutilah ilmu dan guru, ulama' yang faqih dalam bidangnya, dan semoga kita kembali dipertemukan di jalanNya.

Wednesday, March 6, 2013

Mathurat




Keutamaan : 
"Apabila kamu membaca AlQur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari 
Syetan yang terkutuk" (Quran 16.98)
Diriwayatkan oleh Ubnu As Sunni dari Annas R.A., Dari Nabi S.A.W, beliau bersabda :
"Barangsiapa mengucapkan di pagi hari"A'udzubillaahissami'il'alim ...", dia akan dilindungi dari
godaan syaithan sampai sore"

Keutamaan : Al-Fatihah
Dari Ubay bin Kaab R.A., sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
"Demi Dzat yang jiwaku berada digenggamanNya; tidak diturunkan satu surat di Taurat, di Injil, di 
Zabur, maupun di Al Qur'an yang menandingi surat ini (Al Fatihah). Ia adalah tujuh ayat yang 
berulang dan Al Qur'an yang agung diberikan kepada-Ku 
(HR Tirmidzi, Hadis Shahih)

Keutamaan : Sepuluh ayat dari Surah Al-Baqarah ...
Diriwayatkan oleh Ad Darimi dan Baihaqi dalam Syu'ab dari Ibnu Mas'ud RA, beliau berkata:
" Barangsiapa membaca sepuluh ayat dari surat Al Baqarah di awal siang, maka Syetan tidak akan
mendekatinya hingga sore, dan apabila ia baca ketika sore maka dia tidak didekati syetan hingga 
pagi; dan dia tidak akan melihat sesuatu yang tidak menyenangkan pada keluarganya maupun
hartanya"

Diriwayatkan dari Thabrani dalam Al Kabir,begitu juga Hakim dan dia dishahihkan, dari Ibnu 
Mas'ud RA, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa membaca sepuluh ayat; empat ayat diawal Al Baqarah, ayat kursi dan dua ayat 
setelahnya; dan penghujung Surat Al Baqarah; maka syetan tidak akan masuk rumah tersebut
hingga subuh"

Keutamaan : 3 Qul
Dari Abdullah bin Khubaib RA berkata:
"Kami keluar di malam yang hujan dan sangat gelap mencari Rasulullah agar sholat bersama kami.
Akhirnya kami menemui beliau. Beliau berkata :
"Ucapkanlah!"
Aku tidak mengatakan apa-apa.
Kemudian beliau mengatakan :
"Ucapkanlah!"
Akhirnya aku pun bertanya:
" Ya Rasulullah! Apa yang harus aku ucapkan?"
Beliau bersabda :
" Ucapkanlah Qul huwallah dan mu'awwidzatain (Qul A'udzu birobbil Falaq dan Qul A'udzu 
birobbinnaa) ketika kamu berada diwaktu sore dan pagi sebanyak tiga kali;
insya Allah tiga surat itu mencukupi segala sesuatu buatmu"
(HR Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa'i)

Keutamaan :
Abu Hurairah RA berkata :"Rasulullah SAW diwaktu subuh biasa mengucapkan :
"ashbahna wa ashbahalmulkulillah ... wa ilahinnusyur", 
dan apabila sore mengucapkan : amsaina wa amsal mulku lillah ... wailaihil mashir"
Diriwayakan oleh Ibnu As Sunni dan Al Bazzar, Al Baihaqi mengatakan sanadnya baik.

Keutamaan :
Dari Ubay bin Kaab RA berkata : Rasulullah SAW mengajarkan kepada kami untuk mengucapkan 
diwaktu pagi: " Ashbahna 'ala fithratilIslam ..." dan apabila sore juga mengucapkan hal yang sama. 
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawaid (Shahih al Jami : 4550)

Keutamaan :
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhumma berkata : Rasulullah SAW bersabda :
"Barangsiapa mengucapkan:
Allahumma inni ashbahtuminka ... " Tiga kali setiap pagi dan petang, maka suatu keniscayaan bagi 
Allah untuk menyempurnakan nikmat-Nya kepadanya" 
(Ibnu Sunni – Maudhu)



Keutamaan :
Dari Abdullah bin Ghinam Al Bayadhi RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda :
"Barangsiapa di pagi hari mengucapkan, " Alluhumma ma ashbaha bi min
ni'matin ... " maka dia sudah dianggap menunaikan kewajiban bersyukur di siang itu. Barangsiapa
mengucapkan doa yang sama ketika sore, maka dia sudah dianggap menunaikan kewajiban syukur 
di malam hari "
(HR Abu dawud, Nasa'i)

Keutamaan :
Dari Abdillah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwasanya Rasullah SAW menyampaikan kepada
mereka tentang kabar salah seorang hamba Allah yang
mengucapkan, "Ya Rabbi lakal hamdu .. "


Malaikat merasa tidak sanggup dan tidak tahu bagaimana cara mencatat pahala untuk ucapan 
tersebut. Lalu kedua malaikat tersebut naik ke langit dan berkata: Ya Tuhanku! Sesungguhnya 
hamba-Mu telah mengucapkan perkataan yang kami tidak tahu bagaimana cara mencatat
pahalanya? Allah berkata - dan Dia Maha Tahu apa yang diucapkan oleh hamba-Nya; apa yang 
telah diucapkan oleh Hamba-Ku? Kedua malaikat menjawab: Ya Tuhanku! Sesungguhnya dia telah
mengatakan "Ya Rabbi lakalhamdu ..." Allah pun berkata kepada keduanya: Catatlah sesuai dengan 
apa yang diucapkan hamba-Ku, hingga dia bertemu dengan-Ku, dan Aku sendiri yang akan 
membalas ucapannya. 
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah, danpada perawi hadits semuanya tsiqah (Dhaiful Jami' 1875)


Keutamaan :
Dari Abi Sallam RA, pembantu Nabi SAW yang diriwayatkan secara marfu', beliau berkata:
Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengucapkan disetiap pagi dan petang " 
Radhina billahi Rabba"... maka adalah keniscayaan bagi Allah untuk meridhai orang tersebut" 
(HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i dan Hakim)



Keutamaan :
Dari Juwairiyah Ummil Mukminin RA, sesungguhnya Nabi SAW keluar dari rumahnya di pagi hari 
disaat sholat Shubuh, sedangkan dia (Juwairiayah) di tempat sholatnya. Kemudian beliau kembali 
setelah dhuha dan menemukan Juwairiyah masih dalam keadaan duduk.
Beliau berkata: Kamu sekarang masih tetap dalam posisi sebagaimana aku tinggalkan? Dia 
menjawab :
"Ya" . 
Nabi SAW berkata 
"Aku telah mengucapkan setelahmu empat kalimat sebanyak tiga kali, yang andai kata kalimat 
tersebut ditimbang dengan apa yang kamu lakukan sejak tadi pasti akan lebih berat." 
Empat kalimat tersebut :
Subhanallahi ... (HR. Muslim)
Keutamaan:
Dari Ustman bin Affan RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Tiada seorang hambapun yang
mengucapkan setiap pagi dan petang sebanyak tiga kali "Bismillahilladzi la yadurru
ma'asmihi..." pasti tidak ada sesuatupun yang dapat membahayakannya" 
(HR Abu Dawud dan Tirmidzi)



Dari Abi Musa Al 'Asyari RA berkata, suatu hari Rasulullah SAW berceramah kepada kami, beliau 
berkata: "Wahai Manusia! berhati hatilah kalian terhadap syirik ini, karena ia lebih samar dari
semut yang melata."
Salah seorang bertanya kepada beliau:
"Wahai Rasulullah! Bagaimana kami dapat mewaspadainya, padahal ia lebih samar dari semut yang
melata? 
Beliau menjawab:
Ucapkanlah "Allahummainna naudzubika min an nusyrikabika .. "
Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ath Thabarani dengan sanad yang baik

Keutamaan :
Dari Abi Hurairah RA, sesungguhnya Nabi SAW bersabda " Barangsiapa yang di waktu sore 
mengucapkan tiga kali : "A'udzu bikalimaatillahit taammaat ..."
maka segala racun dan binatang penyengat yang beracun tidak akan membahayakannya pada
malam itu"
(HR At Tirmidzi dan Ahmad)



Keutamaan :
Dari Abi Sa'id Al Khudri RA berkata : Pada suatu hari Rasulullah SAW masuk masjid, Tiba-tiba 
beliau bertemu dengan seorang Anshar yang sering dipanggil Abu Umamah. Beliau berkata:
"Wahai Abu Umamah! Kenapa aku lihat kamu duduk di masjid diluar waktu sholat?"
Dia menjawab:" Kegelisahan yang sedang menggelayutiku dan hutang ya Rasulullah".
Beliau berkata :
" Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah perkataan yang apabila diucapkan, Allah akan 
menghilangkan kegelisahan dari mu dan akan menghapus hutangmu? "
Dia menjawab Tentu aku mau ya rasulullah. Beliau pun berkata lagi: Ucapkanlah di
pagi dan sore mu :
"Allahumma inni a'udzubika minal hammi wal hazan ..."
Dia berkata : Akupun mempraktikkan do'a ini. LaluAllah menghilangkan rasa gundahku dan
menghapus hutanghutangku"
(HR Abu Dawud)

Dari Abdurrahman bin Abi Bakrah RA, sesungguhnya dia berkata kepada bapaknya: 
"Wahai bapak, sesungguhnya setiap pagi aku mendengar mu mengucapkan:
"Allahumma 'aafini fibadani ..."
Kamu ulang do'a itu di waktu pagi tiga kali dan di waktu sore tiga kali."
Dia menjawab: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW selalu berdo'a dengan
do'a ini; maka akupun sangat suka mengikuti sunnahnya"
(HR Abu Dawud dan lainnya)

Keutamaan :
Dari Shaddad bin Aus RA, dari Nabi SAW bersabda,
"Sayyidul Istighfar (istighfar paling superior) itu adalah: 
"Allahumma Anta Rabbi la ilaha illa Anta ... "
Barangsiapa mengucapkan do'a ini diwaktu sore hari dan dia betul-betul meyakini
ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada malam harinya, maka dia akan masuk surga. Barangsiapa
mengucapkan do'a ini di pagi hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal di 
siang harinya, maka dia akan masuk syurga
(HR Bukhari - Sahih)

Keutamaan :
Dari Zaid Maula Nabi SAW berkata: 
"Aku mendengar bapakku berbicara kepadaku dari kakekku, sesungguhnya dia mendengar 
Rasulullah SAW bersabda :
"Barangsiapa mengucapkan :
Astaghfirullahalladzi la illaha huwa .." dia akan diampuni meskipun dosa lari dari kancah perang".
Diriwayatkan oleh Abu Daud, At Tirmidzi, Al Hakim dan dia berkata ini shahih menurut syarat 
Bukhari dan Muslim

Keutamaan :
Dari Abu Ad Darda RA berkata : Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang bershalawat ke atasku di waktu pagi sepuluh kali dan waktu sore sepuluh kali,maka dia akan memperoleh syafaatku di hari kiamat"
Diriwayatkan oleh Ath Thabrani (Shahih al Jami')

 Keutamaan :
Dari Amr bin Syu'aib dari bapaknya dan dari kakeknya RA, da berkata : Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa bertasbih kepada Allah seratus kali di waktu pagi, seratus kali di waktu sore, maka dia
laksana orang yang melaksanakan haji seratus kali.
Barangsiapa yang bertahmid kepada Allah seratus kali diwaktu pagi dan seratus kali diwaktu sore, 
maka dia laksana orang yang membawa seratus kuda perang di jalan Allah; atau dia berkata : ikut
berperang seratus kali. Barang siapa mengucapkan tahlil (la ilaha illallah) seratus kali di waktu pagi,
dan seratus kali di waktu sore, maka dia laksana orang yang memerdekakan seratus budak dari anak
cucu Nabi Ismail.
Barangsiapa mengucapkan takbir seratus kali diwaktu pagi, dan seratus kali diwaktu sore, maka 
tidak ada seorangpun yang dapat menandingi amalannya di hari itu kecuali ada orang lain yang 
melakukan hal yang sama atau lebih dari yang dia amalkan"
Diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi dan beliau berkata:
Hadits hasan, Imam An Nasa'i juga meriwayatkna hal yang sama (Dha'iful Jami' 5630)

Keutamaan :
"Dari Abu Ayyub RA, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
" Barangsiapa diwaktu subuh mengucapkan 
"la ilaha illallah wahdahu la syarika lah..." sebanyak sepuluh kali, maka Allah mencatat buatnya 
dalam setiap ucapannya sepuluh kebaikan, dihapuskan darinya sepuluh kesalahan, diangkat
derajatnya sepuluh derajat. Dan bacaan ini pahalanyaseperti memerdekakan sepuluh budak dan 
bacaan itu menjadi senjata bagi pembacanya dari permulaan siang sampai penghujungnya.
Dan pembacanya di hari itu tidak akan melakukan sesuatu amalan yang dapat mengalahkan amalan 
ini. Barangsiapa mengucapkan wirid ini di waktu sore, maka pahalanya juga seperti itu juga"
(HR Ahmad, Thabarani dan selain mereka)

Keutamaan :
Dari Jubair bin Muth'im RA berkata, Rasulullah SAW bersabda : 
"Barangsiapa mengucapkan "Subhanakallahummawa bihamdika ... " di majlis dzikir, maka dzikir 
itu ibarat stempel yang dicapkan padanya. Barangsiapa mengucapkannya di majlis senda gurau, 
amak wirid ini sebagai kaffarat buatnya"
(HR Nasa'i, Thabrani, Hakim dan lainnya)

Saturday, December 22, 2012

Kisah Teman Abdul Wahid bin Zaid

Dalam Al-Wa'dh wa ar-Qaqaiq, Abdul Wahid bin Zaid menceritakan :

Suatu hari aku berkumpul bersama beberapa orang dalam suatu majlis. Kami sedang bersiap untuk keluar berperang menghadapi musuh. Aku telah memerintahkan para sahabatnku agar segera bersiap untuk membacakan beberapa ayat Alquran.” Maka seorang laki-laki segera membaca Q.S. At-Taubah: 111,

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin jiwa dan harta mereka dengan jannah.” (Q.S. At-Taubah: 111)

Mendengar bacaan tersebut, ada seorang pemuda kira-kira umurnya lima belas tahun dan ayahnya telah meninggal dengan mewariskan harta yang sangat banyak. Pemuda itu berkata, “Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah telah membeli dari orang-orang mukmin jiwa dan harta mereka dengan jannah?” Aku jawab, “Benar.” Pemuda itu kembali berkata, “Aku bersumpah di hadapanmu bahwa aku telah menjual jiwa dan hartaku dengan jannah.” Segera kukatakan kepadanya, “Wahai sahabat, sesungguhnya tebasan pedang itu sangat kejam sedangkan engkau masih sangat muda. Aku khawatir engkau tidak mampu bersabar dan akhirnya lemah ketika menghadapi ujain itu.”

Si pemuda menjawab, “Wahai Abdul Wahid, sesungguhnya aku telah menjual jiwaku kepada Allah dengan imbalan jannah . dan aku sangat bergembira bahwa aku telah bersumpah kepada Allah dengan sungguh-sungguh untuk menjual diriku kepada-Nya.” Abdul Wahid berkata, ‘Mendengar perkataan pemuda itu terasa jiwa kami telah berubah kerdir dan lalai.’ Kami saling berucap, ‘Anak muda itu mempu berpikir sedangkan kita tidak mampu berpikir.’

Setelah mengucapkan kata-katanya, pemuda itu segera , mengambil seluruh harta yang dia miliki dan diinfakkan semua kecuali seekor kuda dan persenjataan yang dia miliki. Ketika datang waktu keluar berperang pemuda itulah orang yang pertama kali maju untuk berperang. Dia berkata kepadaku, “Assalamu’alaika. Wahai Abdul Wahid.” Aku jawab, “Wa ‘alaika as-salam, wahai orang yang beruntung dalam perniagaan.”

Kami mulai melakukan perjalanan untuk menuju medan perang dan selama itu pula si pemuda selalu memenuhi harinya dengna berpuasa di siang hari serta menegakkan qiyamullail di malam hari. Pemuda tersebut juga yang melayani semua perbekalan kami dan kuda-kuda tunggangan kami. Dia juga yang berjaga ketika kami tidur. Terus menerus pemuda itu melakukan amalnya sampai kami telah bertemu dengan musuh di negeri Romawi.

Di suatu hari kami mendengar dia berujar, “Betapa aku rindu kepada al-Aina al-Mardhiyyah (nama bidadari –pent).” Salah seorang sahabatku berkata, “Mungkin pemuda ini sedang mengalami godaan di dalam dirinya sehingga pikirannya kacau” aku bertanya kepada si pemuda, “Wahai sahabat, apa yang engkau maksud al-Aina al-Mardhiyyah itu?”

Anak muda itu berkata, “Sesungguhnya aku tadi sempat mengantuk dan tertidur sebentar.” Kemudian kulihat seakan-akan ada seseorang yang mendatangiku. Laki-laki itu berkata kepadaku, “Pergilah menuju al-Aina al-Mardhiyyah.” Dia kemudian membawaku menuju sebuah taman yang di dalamnya terdapat sungai yang alirannya terbuat dari air yang tidak berubah bau dan rasanya. Di pinggir sungai itu terdapat sekelompok gadis yang memakai perhiasan yang keindahannya tidak bisa aku kisahkan.

Ketika melihatku para gadis itu menyambutku dengna gembira dan berkata, “Inilah suami al-Aina al-Mardhiyyah!” Segera aku ucapkan salam dan kukatakan, “Asaalamu’alaikunna, apakah salah seorang di antara kalian ada yang bernama al-Aina al-Mardhiyyah?” Para gadis itu berkata, “Tidak ada, akan tetapi ini hanyalah para dayang dan pelayannya maka berjalanlah terus ke depan Anda akan bertemu dengannya.”

Aku segera berlalu ketika tiba-tiba aku lihat sebuah sungai yang alirannya terbuat dari air susu yang tidak akan berubah rasanya. Sungai ini terletak di dalam sebuah taman yang berisi perhiasan yang sangat indah. Di dalam taman itu juga terdapat sekelompok gadis yang kecantikan dan keindahan mereka, segera membuatku terlena. Ketika aku melihat para gadis menerimaku dengan hangat sembari berkata, “Demi Allah, inilah suami al-Aina al-Mardhiyyah.” Aku ucapkan, “Assalamu’alaikunna,” dan aku tanyakan, “Apakah salah seorang di antara kalian ada yang bernama al-Aina al-Mardhiyyah?” Para gadis menjawab, “Wa ‘alaika as-salam, wahai waliyullah, kami hanyalah para pelayannya, maka berjalannlah ke depan.”

Aku terus berlalu, sampai kulihat ada sungai yang alirannya terbuat dari khamar. Di pinggir sungai terdapat sekelompok gadis yang begitu kulihat mereka, aku segera lupa dengan kecantikan dan keindahan para gadis teradhulu. Aku berkata, “Assalamu’alaikunna, adakah di antara kalian yang bernama al-Aina al-Mardhiyyah?” Mereka menjawab, “Tidak ada, akan tetapi kami hanyalah para dayang dan pelayannya, berjalanlah ke depan.”

Aku terus berjalan dan aku temui sebuah sungai yang alirannya terbuat dari madu jernih. Di pinggir sungai terdapat sekelompok gadis yang memancarkan cahaya dan kecantikan sehingga aku lupa dengan kecantikan dan keindahan para gadis terdahulu. Aku berkata, “Assalamu’alaikunna, adakah di antara kalian yang bernama al-Aina al-mardhiyyah?” Mereka menjawab, “Wahai waliyullah, kami ini hanyalah para dayang dan pelayannya, maka berjalanlah ke depan.”

Maka aku ikuti perkataan mereka dan aku terus berjalan sampai aku bertemu dengan sebuah istana yang terbuat dari mutiara putih. Di depan pintu istana tersebut terdapat seorang gadis cantik, dia menggunakan perhiasan yang begitu mempesona sehingga aku tidak bisa menerangkan keindahannya. Ketika melihatku gadis itu tersenyum dan berbicara dengan seseorang, “Wahai al-Aina al-Mardhiyyah, suamimu telah datang.”

Aku bergegas mendekati istana dan ketika sampai di dalam aku lihat al-Aina al-Mardhiyyah sedang duduk di atas ranjang emas. Gadis itu mengenakan mahkota yang terbuat dari permata dan Yaquth (mutiara merah). Begitu melihat gadis tersebut aku segera tergoda dengan keindahan dan kecantikannya. Dia berkata, “Selamat datang, wahai Waliyyurrahman, telah dekat waktu kehadiranmu kepada kami.”

Aku berjalan mendekat untuk memeluknya, akan tetapi gadis itu menolak dengan lembut dan berkata, “Jangan tergesa-gesa, belum tiba waktunya bagimu untuk dapat memelukku. Engkau masih memiliki ruh di dalam jasad, maka berpuasalah esok hari kemudian engkau akan berbuka bersama kami malam harinya, insyaAllah.”

Wahai Abdul Wahid, kemudian aku segera terbangun dan aku tidak sabar untuk segera bertemu dengannya.”

Abdul Wahid berkata, “Belum sempat pemuda itu menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba datang sepasukan musuh menyerang kami. Segera pemuda itu bangun untuk menghadapi serangan dan dia berhasil membunuh sembilan pasukan musuh. Kemudian dialah yang mendapatkan giliran kesepuluh untuk menemui kematian – semoga Allah mencurahkan rahmat kepadanya – segera aku dekati pemuda itu. Kulihat dia bergelimang dengan darah sembari tersenyum sampai ruhnya keluar meninggalkan dunia ini.”

Sumber: Kisah-Kisah Pahlawan Generasi Pilihan, Hilmi bin Muhammad bin Ismail, Wafa Press