"Sekiranya engkau melihat percikan peluh kami di medan perang, tentu engkau merasakan ibadah malammu hanya senda gurau semata-mata"
Terkesima aku dengan kata-kata.
...........................................................................................
Berikut adalah surat Imam Abdullah ibnu Al Mubarak di medan jihad kepada Imam Al Fudhail bin ‘Iyadh yang sedang asyik beribadah di Haramain (Mekkah dan Madinah) :
“Wahai ahli ibadah di dua tanah Haram!
Seandainya kau melihat kami di medan Jihad,
niscaya kau akan tahu dibanding Jihad kami,
bahwa ibadahmu itu hanyalah permainan belaka.
Seandainya kau melihat kami di medan Jihad,
niscaya kau akan tahu dibanding Jihad kami,
bahwa ibadahmu itu hanyalah permainan belaka.
Wahai orang yang membasahi pipinya dengan linangan air mata,
Kami membasahi leher dengan darah kami.
Kami membasahi leher dengan darah kami.
Kalian bermain-main dengan ibadah kalian,
Sementara ahli ibadah menawarkan ibadah kalian,
Mujahidin menawarkan darah dan jiwa mereka.
Sementara ahli ibadah menawarkan ibadah kalian,
Mujahidin menawarkan darah dan jiwa mereka.
Aroma bagimu adalah wewangian yang semerbak,
Sementara wewangian kami adalah pasir dan debu,
Telah datang kepada kita sabda Nabi kita,
Para Syuhada tidaklah meninggal,
Perkataan yang jujur lagi benar dan tidak dusta.
Sementara wewangian kami adalah pasir dan debu,
Telah datang kepada kita sabda Nabi kita,
Para Syuhada tidaklah meninggal,
Perkataan yang jujur lagi benar dan tidak dusta.
Tidaklah sama debu-debu orang-orang yang berjuang di jalan Allah,
Dengan seribu orang, meskipun asap terus membumbung
Dengan seribu orang, meskipun asap terus membumbung
Ini Kitabullah di antara kita,
Para Syuhada tidaklah mati – dan ini bukan dusta”
Para Syuhada tidaklah mati – dan ini bukan dusta”
.....................................................................................................
Muhammad bin Ubrahim bin Abi As Sukainah berkata: Saya menemui Al Fudhail bin ‘Iyadh di Masjidil Haram dan dia bersama surat itu. Ketika dia membacanya, nampak kedua matanya berlinang, dan dia berkata: “Abu Abdirrahman (Abdullah bin Al Mubarak) telah benar dan dia telah menasihatiku.” Muhammad bin Ibrahim bertanya: “Apakah engkau termasuk yang menuliskan haditsnya?” Beliau menjawab: “Ya,” lalu dia bekata lagi: “Tulislah hadits ini, sebagai balasan untukmu yang membawakan surat Abu Abdirrahman untukku.”
Dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, apakah ada amal perbuatan yang sebanding dengan jihad fi sabilillah? Beliau menjawab: “Kalian tidak akan mampu.” Mereka bertanya hingga dua atau tiga kali, semuanya dijawab: “Kalian tidak akan mampu.” Begitu yang ketiga kalinya, beliau bersabda: “Perumpamaan mujahid di jalan Allah bagaikan seorang yang berpuasa, shalat malam, berdzikir membaca ayat Allah, tidak pernah henti dari puasa dan shalatnya itu sampai pulangnya si mujahid di jalan Allah Ta’ala.” (HR. Muslim)
...................................................................................................
Kadang-kadang ada perkara yang menyedihkan berlaku pada kita. Tapi bila difikirkan semula, mungkin kita kegagalan itu adalah tuaian kita sendiri. Kafarah dosa yang kecil mahupun besar.
Jangan kita salahkan mereka. Mungkin kerana kita yang berdosa, lalu Allah uji kita untuk kembali dekat kepadaNya.
Untuk 'adik-adikku', ikutilah ilmu dan guru, ulama' yang faqih dalam bidangnya, dan semoga kita kembali dipertemukan di jalanNya.